Friday, June 24, 2011

[Part 1] Jang Geun Suk Merasa Depresi Setelah Dikhianati - Betrayed, Jang Keun Suk Became Depressed



Chinese translation: 杨嘻嘻miyuki_jks @ Sina
English translation: Aphrael77
Indonesian Translation: Nae @ http://naesukkie.blogspot.com


Bagian 1 
Jang Geun Suk bercanda, "jika fans berbicara tentang 'pria herbivora, pria karnivora ", maka saya adalah herbivora di siang hari dan karnivora di malam hari. Dan berkaitan dengan isu hangat tentang operasi plastik di dunia showbiz Korea, Jang Geun Suk menjawab dengan gaya humorisnya, "Melihat diri sendiri di masa lalu terasa seperti melihat adik saya sendiri"
*herbivora: pria yang feminim & modis, karnivora: pria yang maskulin*


Bagian 2  

Jang Geun Suk lahir di Seoul pada tanggal 4 Agustus 1987 dan karena ekspansi bisnis kakeknya, seluruh keluarga pindah ke Danyang sampai Jang Geun Suk kelas 5 SD. Untuk memahami lebih jauh tentang Jang Geun Suk, wartawan pergi ke Danyang untuk melakukan riset. Seorang tetangga bercerita tentang Jang Geun Suk, "Wajahnya yang bulat dan gemuk dulu sangat lucu. Dia juga suka memohon dengan cara yang menggemaskan, dan disukai oleh orang dewasa." 

Bagian 3  

Pada saat itu, kakeknya menangani budidaya ikan sementara neneknya bertugas menyiapkan makanan di dapur. Ibu Jang Geun Suk akan membantu neneknya menyiapkan makanan saat ia punya waktu. Tugas pemberian umpan ikan diberikan kepada Jang Geun Suk. Tangan kecilnya akan menggenggam banyak umpan ikan dan melemparkan semuanya dengan keras ke kolam, Jang Geuk Suk merasa senang jika melihat ikan melompat2  dan mengelilinginya 
 
Bagian 4  

Seorang mantan pekerja di kantin berkata, "Saya masih ingat saat-saat Jang Geun Suk seperti terbang menaiki sepedanya, dia selalu penuh dengan energi. Setelah sekolah, ia sering pergi ke tempat budidaya ikan dan tidak keberatan walaupun ada pelanggan di sana. Dia sering diingatkan oleh orang dewasa untuk tetap diam di satu sisi. 

Bagian 5 Ada klinik di dekat jalan ini, dan seorang karyawan perempuan berkata, "Anak-anak di desa umumnya sangat pemalu. Jika saya menyapa mereka, mereka akan bersembunyi di balik (seseorang) dan baru memberi  salam, atau menjawab dengan canggung. Tapi Jang Geun Suk tidak seperti itu. Dia selalu sangat percaya diri dan mengatakan "Hai, bagaimana kabar Anda". Selama ada Jang Geun Suk, suasana akan selalu hidup dan menyenangkan. Dia adalah sumber kebahagiaan. "
 

Bagian 6   
Ketika Jang Geun Suk ditransfer ke sekolah di sini, ia menjadi populer. Seorang gadis dari kelas dan sekolah yang sama berkata, "Dia anak kota yang sangat tampan. Setiap hari, rambutnya disisir rapi dengan gel rambut, tapi Jang Geun Suk tidak pernah sombong di depan kami anak-anak desa, dan bisa berteman dengan semua orang. Dia sangat baik dalam olahraga. Ketika ia berlari, bukan hanya lengan dan kakinya yang  bergerak, wajahnya juga ikut bergetar, tapi ia masih bisa berlari dengan sangat cepat. "
 



Bagian 7  
Seorang tetangga berbicara mengenai ibu Jang Geun Suk, "Dia seorang wanita cantik bahkan ketika dilihat dari jauh, dan setelah mengobrol dengannya, saya menyadari bahwa dia adalah seorang ibu yang cute dan lembut. Sifatnya sangat lembut. Setiap kali ibu mertuanya selesai memuji cucunya (yaitu Jang Geun Suk), dia juga akan mengatakan 'anak mertua saya (ibu Jang Geun Suk) pandai memasak makanan' atau 'dia sangat saleh' dan pujian lainnya.
 

Bagian 8  
Teman sekelas Jang Geun Suk iri karena ia memiliki seorang ibu yang seperti itu. "Ibunya sangat trendi dan cantik, saya masih mengingatnya sampai sekarang! Saat pertandingan olahraga, ibunya mengambil kotak makan siang dari tasnya, yang terlihat persis sama dengan yang biasanya ada di TV ... di mata anak-anak, kita menganggapnya sebagai 'istri orang kaya'. Ia adalah ibu yang sangat dicintai Jang Geun Suk. Dia akan memanggilnya 'oma' sambil berlari ke dalam pelukannya, dan kadang-kadang bahkan memohon ibunya untuk menggendongnya. Ibunya memanggilnya 'keunsuk-a'. "
 

Bagian 9  
Pada tahun 1997, setelah drama pertamanya "Selling Happiness", ia membintangi drama selanjutnya "Hug". Dari seorang pria di kelas yang sama, "Di sekolah, semua orang memberikan dorongan. Guru juga akan mengatakan 'Hari ini drama televisi yang dibintangi Jang Geun Suk akan ditayangkan jam sekian, jangan lupa menontonnya" [Tertawa]
 

Bagian 10  
Perlu waktu sekitar 2 jam perjalanan bagi Jang Geun Suk dan ibunya untuk mencapai lokasi syuting, dan 2 jam lagi untuk pulang. Ketika mereka sedang berdua di kamar Jang Geun Suk, pintu kamarnya akan ditutup. Hari itu akan menjadi hari refleksi. Ibunya akan membimbingnya dan memberitahu Jang Geun Suk "Kamu harus melakukannya dengan cara ini" atau "perasaan ini akan lebih baik pada saat itu" dll
 

Bagian 11  
Pada akhir 1990-an (1995 - 1999), keluarga kaya Jang Geun Suk tertimpa kesulitan keuangan. Orang tua Jang Geun Suk menjadi sibuk dengan karir mereka dan tidak punya waktu untuk menemani Jang Geun Suk ke lokasi syuting di Seoul. "Waktu itu, Jang Geun Suk akan membawa tas sekolahnya yang berat dan dengan hanya berbekal 10.000 won (~ US $ 9,20), dia akan naik kereta ke lokasi syuting sendirian. Ibu Jang Geun Suk tidak tega melihat anaknya kelelahan dan membuat keputusan untuk kembali ke Seoul. Agar  anaknya bisa menjadi aktor, dia pun mendaftarkannya ke sebuah sekolah seni pertunjukan di Seoul, dan mereka bertiga pindah kembali ke Seoul. Meskipun masyarakat Korea sangat mementingkan akademik, kakek-nenek Jang Geun Suk berpikiran terbuka. Dari seorang teman keluarga, "Kakek dan neneknya percaya bahwa cucu mereka benar-benar memiliki bakat di bidang ini, mereka mendukung bakatnya dan mengabaikan faktor akademik, karena itulah mereka mengijinkan keluarga Jang Geun Suk pindah (ke Seoul)"
 

Bagian 12  
Dari kecil, ibu Jang Geun Suk selalu menyuruhnya untuk "memperlakukan orang dengan hati yang tulus", sehingga Jang Geun Suk telah terjun ke masyarakat lebih awal dari orang lain seusianya, selalu menampilkan dirinya yang sebenarnya pada siapapun. Tapi saat ia membuka hatinya 100% kepada orang lain, ia sering dianggap sebagai orang bodoh oleh orang lain. Pernah waktu ia berusia 10 tahun, ia terlalu percaya pada seseorang dan dikhianati, akibatnya ia merasa depresi. Jang Geun Suk baru menceritakan kejadian ini pada orang lain ketika sudah dewasa. (Sumber dari penulis naskah Korea)
 

Bagian 13  
Di saat karir aktingnya hendak lepas landas, Jang Geun Suk memilih untuk belajar di Selandia Baru setelah lulus SMA. "Tentu saja, saya pernah mendengar dia mengatakan bahwa dia menyukai belajar bahasa sejak kecil. Ibunya tentu saja mengkhawatirkan Jang Geun Suk yang akan tinggal sendirian di luar negeri, tetapi dalam perspektif jangka panjang, itu adalah bentuk pelatihan, akhirnya dia pun tidak keberatan. Mungkin juga karena Jang Geun Suk memang ingin meninggalkan Korea, dan meninggalkan kungkungan ruang sosial yang sempit! "
 

Bagian 14  
Di Selandia Baru, Jang Geun Suk merasa bahagia meskipun hanya dalam waktu yang singkat. Tidak ada yang mengenalnya sebagai artis jadi ia tidak harus peduli tentang bagaimana orang lain memandangnya. Setelah lulus SMA, Jang Geun Suk awalnya berencana untuk pergi ke Inggris dan belajar di universitas, tapi ia diundang kembali ke Korea untuk berakting dalam drama "Nonstop 4". Drama ini menjadi sangat populer di Korea dan menerima ulasan positif, dan untuk beberapa waktu, Jang Geun Suk disebut-sebut sebagai pendatang baru yang menjanjikan. Bagi Jang Geun Suk, masih belum dianggap terlambat jika ia baru mulai belajar/kuliah setelah berusia 20 tahun .
 

Bagian 15  
Realitas sangat kejam. Sebelum terkenal seperti sekarang, ketika orang melihat Jang Geun Suk, mereka akan berjalan melewatinya tanpa ekspresi apapun. Waktu Jang Geun Suk pergi dengan teman-temannya dari dunia showbiz, ia memiliki pengalaman di mana ia satu-satunya orang yang tidak dimintai tanda tangan. "Tak ada bahasa yang bisa dipakai untuk menggambarkan perasaan itu. Kenangan buruk yang  terpendam dalam hati saya" Menghadapi rintangan hidup untuk yang pertama kalinya, suatu masalah yang ia sendiri tak dapat mengekspresikannya. indonesian translation by nae @ http://naesukkie.blogspot.com

Part 2 >> http://naesukkie.blogspot.com/2011/06/titik-balik-penting-karir-jang-geun-suk.html




Part 1
JKS jokes, “if fans are searching for a ‘herbivorous man, carnivorous man’, then I am herbivorous by day and carnivorous by night. And in response to the trendy topic of plastic surgery in Korean showbiz, JKS answers the question in a humorous manner, “Looking at myself in the past feels like looking at my own brother.”

Part 2
JKS was born in Seoul on 4 August 1987 and due to his grandfather’s career reaching its peak, the whole family moved to Danyang for the expansion of his grandfather’s business, until JKS was in grade 5 in primary school. In order to understand more about JKS, the reporter went to Danyang to research for information. Neighbours say of JKS, “His round and chubby face in the past was very cute. He liked to use an adorably beseeching tone, and was well-liked by adults.”

Part 3
At that time, his grandfather was in charge of fish farm management and grandmother in charge of preparing meals in the kitchen. JKS’ mother would help his grandmother prepare meals when she had the time. The task of feeding the fish bait was given to JKS. His little hand clutching lots of fish bait and throwing them hard into the pond, JKS was happiest when he saw the fishes jumping and surrounding him [Aphrael77: no wonder he calls fans ‘eels’ and refers to sharing news of himself as throwing out bait!]

Part 4
An ex-worker at the canteen remembers the young JKS. “I have not forgotten what JKS looked like when he was flying by on his bicycle, he’s always filled with energy. After school, he often went to the fish farm and did not mind it when there were customers there. He was often lectured by the adults to stay at one side.

Part 5
Near this street is a clinic, and a female employee says frankly, “Children in the village are generally very shy. If I greet them, they will hide behind (someone) and return the greeting, or answer awkwardly. But JKS wasn’t like that. He was always very confident in saying “Hi, how are you”. So long as JKS was around, it was always especially lively and happy. He is a source of happiness.”

Part 6
When JKS transferred to the primary school here, he became well-known. From a girl in the same grade and school as JKS, “He’s a very handsome city boy. Every day, his hair was combed back neatly with hair gel, but JKS did not put on airs in front of us village kids, and quickly got to make friends with everyone. He was good in sports. When he was running, it was not just his arms and legs moving, even his face was shaking, but he still ran incredibly fast.”

Part 7
Neighbours say of JKS’ mother, “She was a beautiful woman even when seen from afar, and after chatting with her, realized that she is a cute and gentle mother. She has a mild character. Every time after her mother-in-law finished praising her grandson (i.e. JKS), she would go on to say ‘My daughter-in-law (JKS’ mother) cooks very delicious food’ or ‘she is very virtuous’ and such, and often praised her.

Part 8
JKS’ primary school classmates envied him for having such a mother. “Very trendy and pretty mother, now I still remember her! During the sports meet, his mother took out from her handbag a packed lunch box, the likes of which we had only seen before on TV… in the eyes of the children, we thought of her as ‘the rich man’s wife’. This is JKS’ most beloved mother. He often called ‘oma’ as he ran into her arms, and sometimes even beseeched his mother to carry him. His mother would also call him ‘keunsuk-a’.”

Part 9
In 1997, after JKS’ first drama “Selling Happiness”, his next drama “Hug” was already scheduled. From a guy in the same grade, “In school, everyone gave him encouragement. The teacher would also say in the broadcast ‘Today the television drama that JKS is acting in will air at what time, everyone, please remember to watch’.”[laughs]

Part 10
JKS and his mother would take around 2 hours of travelling in order to reach the filming set, and another 2 hours to return home. When they were alone in JKS’ room, his room door would be closed. The day would be a day of reflection. His mother would take on the role of a guide and tell JKS “you should do it this way” or “this feeling would be better at that point” etc.

Part 11
In the late 1990s (1995 – 1999), JKS’ wealthy family ran into financial difficulties. JKS’ parents were busy with their career and had no time to accompany JKS to the filming set in Seoul. “During this time, JKS would carry his own heavy schoolbag and with only 10,000 won (~ US$9.20), he would take the train and subway to the filming set by himself. JKS’ mother could not bear to see her son go through such exhaustion and made a decision to return to Seoul. In order to let her son become a real actor, she enrolled him in a performing arts school in Seoul, and the family of three moved back to Seoul. Although Korean society is based on academics, the grandparents were open-minded. From a family friend, “The grandparents believed that if their grandson really had talent in this area, they should groom his talent over his academics, and hence they sent the family away.”

Part 12
From young, JKS’ mother had told him to “treat people with a genuine heart”, so JKS who had stepped into society earlier than anyone else always displayed the genuine side of himself no matter whom he met. But when he opened his heart 100% to others, he was often seen as a fool by others. Once when he was 10 years old, he trusted too much in someone and was betrayed; after that, he became depressed. Only when JKS grew up did he tell this incident to others. (source from a Korean scriptwriter)

Part 13
Just as his acting career was about to take off, JKS chose to study in New Zealand after his high school graduation. “Of course, I’ve heard him say that he liked learning language since young. His mother was naturally very worried about JKS living alone outside, but from a long-term perspective, it was a form of training, so she did not object. Maybe because JKS wanted to leave Korea, and leave the narrow social space he was in!”

Part 14
In New Zealand, JKS had a happy albeit brief time. No one recognized he was an artiste, and he didn’t have to care about how others looked at him. After senior high graduation, JKS initially planned to go to England to study at a university, but he was invited back to Korea to act in drama “Nonstop 4”. This drama became very popular in Korea and received favourable reviews, and for a period of time, JKS was touted as a promising newcomer. For JKS, even if he started learning after 20 years old, it was still not considered late.

Part 15
Reality is cruel. Before this (Aphrael77: ?), when people heard JKS’ name, there were those who walked past him without any expression. When JKS went out with his showbiz friends, he had experiences where he was the only person whose signature was not requested. “Unable to use language to describe that kind of feeling. Memories buried deep in my heart.” Facing obstacles in his life for the first time, it was a problem that he was unable to express.


Part 2 >> http://naesukkie.blogspot.com/2011/06/titik-balik-penting-karir-jang-geun-suk.html

2 comments:

Blog Archive